• gambar
  • gambar

Selamat Datang di Website MADRASAH IBTIDAIYAH WATHONIYAH. Terima Kasih Kunjungannya

Pencarian

Prestasi Siswa


Peserta KSM Kabupaten 2023



:: Selengkapnya

Photo Staf


Banner

Kontak Kami


MADRASAH IBTIDAIYAH WATHONIYAH

NPSN : 60716011

Dusun Sidorukun RT.001/001 Desa Buluagung Kec.Siliragung Kab.Banyuwangi


webmail.miwathoniyah-bwi.sch.id

TLP : 085331493831


          

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Status Member

  • Kojinatul Asrori, S.Pd.I (Guru)
    2021-04-03 09:47:31

    Apa yang Anda pikirkan?

Menjadi  Pelajar Pancasila




 

Oleh: Siti Barisah

Dalam kurikulum merdeka ada konten yang kita dapat sebut profil pelajar Pancasila. Apakah itu?

Profil pelajar pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Ada enam ciri utama dalam tubuh profil pelajar pancasila yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Tentu ini konten atau muatan yang amat positif sekali yang dibranding sedemikian bagus. Akan tetapi disini saya tidak sedang membahas enam profil diatas melainkan mencoba menggali lebih dalam penghayatan terhadap nilai-nilai luhur pancasila itu sendiri tanpa mengurangi rasa hormat.

Mari kita keluar sebentar dari konten profil pelajar pancasila ini dan kembali pada makna pancasila itu sendiri. Pancasila menjadi pondasi dasar bagi kita dalam membangun manusia yang utuh sesuai cita-cita luhur dan amanat undang-undang dasar negara republik Indonesia( pembukaan UUD 1945) namun kita tidak akan membahas panjang lebar mengenai semua nilai-nilai dalam tubuh Pancasila. Hanya dua diantaranya sila kedua.

Sila kedua Pancasila berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab. Kata kunci dari sila ini ada tiga manusia, adil, dan beradab. Siapa itu manusia? Tentunya seluruh dari kita tak terkecuali sebagai pelajar atau siswa. Dalam hal ini sebagai pelajar pancasila tentu setiap tutur dan perilaku harus sesuai dengan nafas pancasila. Manusia yang adil dapat diartikan sebagai manusia yang mampu bersikap seimbang baik dalam belajar, bermain, menggunakan segala waktunya di berbagai kegiatan. Ambil contoh pelajar yang dikatakan ‘adil” tadi adalah dapat membagi waktu. Kapan waktu dia bermain, kapan harus belajar. Bilamana saat bermain begitu energik namun ketika duduk di dalam kelas dia tidak semangat bahkan cenderung tak ingin belajar berarti disini sikap adilnya dipertanyakan. Dia tidak dapat adil terhadap waktu yang ia gunakan. Semestinya dia mengerti cara menempatkan diri menyikapi waktu yang ia gunakan. Waktu bermain maka harus digunakan sebaik-baiknya. Maka saat belajar ia harus memahami ada guru yang harus ia dengarkan dan patuhi dan sekaligus ada materi yang harus ia fahami. Dengan begitu dia mampu bersikap adil dalam bermain maupun belajar.

Adil pun tidak hanya pada soal yang demikian. Tidak melulu soal belajar. Namun sikap adil juga harus tercermin pada cara bersikap yang baik kepada teman. Tidak membully teman, menghargai segala kekurangan, menerima, dan memperlakukan teman sebagaimana dia ingin diperlakukan. Sebagaimana pelajar pancasila yang dimaksud di atas pelajar yang memiliki akhlak mulia akan menempatkan teman lain sebagai sesama manusia. Dia tidak akan mengejek, menghina, bahkan melukai teman secara fisik.

permasalahan pertama, sekarang marak sekali siswa melakukan perundungan kepada teman sebayanya. Ini indikasi yang sudah jelas tidak mencerminkan manusia yang adil dan beradab. Dia tidak bisa menghargai orang lain tidak mampu memperlakukan orang lain secara manusiawi. Berarti sikapnya menyimpang dari nilai sila kedua Pancasila. Kita bisa menyaksikan fenomena sejauh ini bagaimana perundungan marak dilakukan di sekolah-sekolah. Yang terjadi adalah siswa membully siswa lainnya. Lebih mirisnya lagi bahkan ada yang sampai meregang nyawa. Efeknya sangat luar biasa ada yang mengakibatkan cedera fisik bahkan mental. Banyak dari siswa yang mengalami tindak bullying depresi dan tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya. Tentu hal ini menjadi perhatian yang amat serius bagi kita pemerhati dan sekaligus praktisi pendidikan. Tentu upaya mencegah tindak bullying sudah dilakukan oleh lembaga pendidikan demi menurunkan kasus yang demikian.

permasalahan yang kedua, rendahya sikap sopan santun. adab siswa kepada gurunya belakangan ini menjadi sorotan dalam lingkungan pendidikan. tak jarang siswa berani menujuk-nunjuk guru saat tidak terima dinasehati. bahkan ada yang melakukan perlawanan diri dengan bersikap tidak patut terhadap gurunya. mengeluarkan makian kasar, melecehkan guru, bahkan tak jarang ada yang menantang adu fisik. kemana moral siswa yang sangat luhur dulu menghilang di zaman sekarang?yang ditunjukkan oleh siswa sekarang adalah tindakan tak beradab. tentu hal ini harus menjadi perhatian serius bagi lembaga pendidikan. dekadensi moral yang semakin marak dan sulit dibendung tentu harus diupayakan jalan keluarnya. 

Atas permasalahan ini yang bisa saya simpulkan adalah  permasalahan ini harus dikembalikan kepada nilai-nilai pancasila. Bagaimana peran kita dalam mengenalkan kembali, membudayakan para pelajar(peserta didik) untuk menginternalisasikan nilai luhur pancasila. Tentu jika para pelajar(peserta didik) menjadi manusia yang adil dan beradab maka tujuan dari profil pelajar pancasila  akan tercapai. Bukankah demikian bukan? ( 12 April 2024)




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas